Whatever It Is That I like And I Love

Whatever It Is That I like And I Love

About me

Hai kenalin nama gue Kiki. Kalau nama lengkap yang selengkap-lengkapnya sih Rizky Anggreni, nggak nyambung banget kan????
Oke, balik lagi ke perkenalan gue. Gue sekolah di SMP Negeri 1 Ajibarang tapi sebentar lagi lulus. Do'ain yang supaya bisa lulus.
And blog ini sebenarnya buat tugas TIK semester satu..... jadi sering-sering balik lagi ya supaya pengunjungnya bertambah...

Jangan lupa juga Follow gue di bawah. BAWAH TUH BAWAH, OKE?
Thanks

About Me

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Buscar

Páginas

Kamis, 12 November 2015

JTAl (Cerpen)


Nih gue baik lagi....
Gue bawa cerpen ngasal karya gue
baca yahhhh
and jangan lupa comment

Jangan Tinggalkan Aku Lagi


Di sebuah taman terlihat sepasang anak kecil yang sedang bermain sendiri-sendiri. Mereka Lita dan Yuda. Lita sedang asyik dengan ayunannya sedang Yuda sedang asyik dengan istana pasirnya. Mereka memang tidak saling kenal, bahkan rumah mereka bertetangga tapi mereka tidak saling kenal.
          Lita dan Yuda mulai bosan dengan permainan yang mereka mainkan. Terlihat Yuda dengan malu-malu mendekati Lita yang tengah duduk tertunduk.
“Hai aku Yuda, kamu?” tanya Yuda sambil mengulurkan tangannya. Lita mendongak lalu menyambut uluran tangan Yuda.
“Lita” jawabnya singkat.
“Lita kenapa? Biasanya Lita main sama kakak Lita!” ternyata selama ini Yuda selalu memperhatikan Lita. Dari dulu Yuda ingin berkenalan dengan Lita tapi selalu ada kakak Lita yang dengan setia akan menemani Lita bermain, karena itulah Yuda belum pernah berkenalan dengan Lita.
“Lita sedih karena kakak Lita akan sekolah di luar negeri yang jauh sekali!” adu Lita, teringat ucapan Ibunya saat makan malam. Saat itu terlihat wajah kakaknya yang sangat bahagia jadi tak mungkin Lita akan menyampaikan keinginannya supaya kakaknya tetap tinggal.
“Kita bisa bermain bersama, jadi Lita gak kesepian deh! Yuda juga akan menjaga Lita, bagimana?”
“Janji?” tanya Lita sambil menunjukan jari kelingkingnya.
“Janji!”
***
Kini Lita sudah bisa menerima kepergian kakaknya keluar negeri karena ada Yuda yang selalu menemaninya bermain dan melakukan segala hal yang diinginkannya. Ibu Lita juga senang melihat anaknya sudah mau bermain lagi.
Suatu hari karena Ayah Yuda harus dinas di luar negeri, maka keluarga Yuda pun pindah. Dengan berat hati Yuda mengatakannya kepada Lita tentang kepergiannya.
“Lit, Yuda mau pindah besok. Ke tempat yang jauh, sama seperti Kakak Lita”
          “Tapi katanya Yuda gak akan ninggalin Lita sendiri dan akan terus menenin Lita main!” kini Lita mulai terisak karena baru beberapa bulan kepergian kakaknya kini Yuda juga harus pergi.
“Nanti Yuda janji akan selalu menghubungi Lita lewat telefon deh” hibur Yuda.
“Lita juga mau ikut pindah aja sama Yuda!”
“Enggak bisa Lita, bulan depankan Lita baru mau masuk sekolah masa mau pindah”
“Tapi Lita jadi nggak punya temen main lagi! Yuda jahat!” teriak Lita sambil terus menangis dan berlari pulang. Yuda tidak mencegah atau mengejarnya, Yuda hanya diam memperhatikan Lita yang lama kelamaan hilang di belokan rumahnya.
“Maaf kan Yuda, Lita. Yuda enggak bisa nepatin janjinya Yuda, tapi Yuda pasti akan sering-sering telefon Lita nanti!” guman Yuda pada dirinya sendiri.
***
Seminggu berlalu Lita tidak mau menerima telefon dari Yuda. Namun karena rasa rindunya Lita akhirnya mau berbicara dengan Yuda. Lama kelamaan hubungan Lita dan Yuda jadi renggang karena Yuda yang jarang menelefon Lita lagi. Sedang Lita dengan setia menunggu telefon dari Yuda. Hingga pada tahun ke-2 hubungan mereka benar-benar putus. Yuda sudah tak pernah sekali pun menelefon Lita, Lita yang mencoba menelefon tapi tidak tersambung karena nomor Yuda ganti.
***
Kini Lita berhasil lulus dari sekolah atas dan akan melanjutkan sekolahnya ke universitas di kotanya karena Lita yang tidak mau meninggalkan Ibunya. Saat itu malam ulang tahun kampus, kampusnya mengundang salah satu artis dari luar negeri yang sudah cukup terkenal di kalangan para siswanya.
Jangan tanya kenapa artis luar negeri itu mau datang ke acara ulang tahun kampus. Karna Lita berserta semua anak kampus termasuk para dosennnya juga tak tahu jawabannya. Yang tahu hanya artis itu seorang.
***
“Lit.... sekarang kita harus tampil secantik mungkin. Bisa saja salah satu dari kita bisa berkenalan dengan Xender!” kata Ilna, teman Lita yang tengah sibuk berdandan, Lita malah terlihat santai-santai saja dan masih memakai kausnya.
“Xender? Siapa dia?” tanya Lita yang memang selama ini lebih fokus terhadap sekolahnya dan tidak begitu memperhatikan dunia entertaiment.
“Xender, masa kamu nggak tahu Xender sih Lit. Xender itu ya, seorang penyanyi yang sangat terkenal karena memliki suara yang bagus, tampan, dan orangnya itu ramah banget dan satu lagi dia itu kaya raya” jelas Ilna sambil membanyangkan wajah Xender.
“Ohh... jadi ibu aku harus bayar mahal pesta ini buat ngundang Xender itu!”
“Tentu, ee... sepertinya kamu harus aku make over deh!” Ilna meletakan jari telunjuknya di depan bibir dengan muka serius sambil memperhatikan Lita.
“Apanya? Aku mau dateng aja enggak”
“Tadi kamukan udah bilang katanya ibu kamu udah bayar mahal tapi masa kamunya gak dateng sih!” bujuk Ilna yang memang mengerti Lita yang tidak suka pergi ke tempat pesta seperti itu.
“Sekali enggak, ya enggak, Na!” tegas Lita.
“Udah sekarang kamu mandi gih! A....ayooo!” Ilna bangkit dan mendorong tubuh Lita menuju kamar mandi.

Malam itu Ilna berhasil membawa Lita ke pesta ulang tahun kampus. Lita pergi dengan menggunakan gaun berwarna putih dengan tali-tali pastel di punggungnya dan rambutnya di biarkan tergerai. Penampilan Lita berhasil membuat hampir semua cowok di kampus mengajaknya untuk berdansa. Tapi dengan sopan Lita menolaknya dengan alasan dia tidak bisa berdansa.
“Xender........” teriak salah satu siswa yang melihat Xender datang dengan mobil pribadinya tanpa pengawal, Xender hanya tersenyum sedikit tapi itu sudah bisa membuat semua siswi menjerit kegirangan.
“Ish mereka itu berisik sekali sih!” keluh Lita yang telinganya sudah seperti akan pecah karena teriakan teman-temannya.
“Lita, Lit. Kita ke sana deh kalau kamu enggak nyaman di sini” kata Ilna yang merasa bertanggung jawab kepada Lita, karena dia lah yang membawa Lita ke pesta ini. Sementara itu tak sengaja Xender mendengar kata Lita di telinganya, langsung melihat sekeliling dan mencari sosok yang di carinya selama ini. Tenyata Lita yang Xender cari ada di depannya dan akan berlalu pergi.
“Lita, aku kembali. Kenapa kamu nggak mengenaliku?” batin Xender yang melihat Lita menjauh.
***
Untuk memastikan apa yang tengah di carinya itu benar-benar Lita yang dulu, maka selesai pesta Xender mengikuti Lita dan Ilna secara diam-diam. Dan ternyata betul apa dugaan Xender, Lita yang di carinya benar-benar ia orangnya, karena Xender masih ingat betul alamat rumah Lita. Xender terus menunggu sampai seseorang keluar dari rumah Lita, yaitu Ilna.
“Hai!” sapa Xender lalu berjalan menghampiri Ilna. Ilna kaget setengah mati melihat Xender yang kini tengah berjalan ke arahnya.
“A...ada apa ya?” tanya Ilna gugup.
“Ee... aku mau tanya apa benar ini rumah Lita, Lita Ferina?” tanya Xender hati-hati.
“Ya, benar. Tapi bagaimana kamu kenal sama Lita?” tanya Ilna penasaran.
“Ee... itu nanti kamu akan tahu. Salam kenal aku Alexander, kamu?” tanya Xender mengalihkan pembicaraan.
“Aku Ilna, salam kenal. Maaf. Sudah malam aku mau pulang dulu ya” pamit Ilna.
“Mau aku antar?”
“Emang nggak repotin?” Dalam hati sih Ilna menjerit dengan keras, Mauuuu.
“Tentu saja tidak. Ayo masuk!”
***
Malam itu Ilna di antar pulang oleh Xender dan keesokan harinya dia bercerita kepada Lita mengenai Xender yang mengantarnya pulang.
“Eh tapi Lit, kamu beneran nggak kenal sama Xender?” Ilna memastikan karena Ilna melihat gelagat Xender yang aneh kemarin. Untuk apa coba seorang Xender datang dan menyapa dirinya, hanya untuk bertanya tentang Lita.
“Xender? Aku bahkan tak pernah mengenal seseorang dengan nama itu!” Ilna hanya ber’oh saja mendengar penjelasan Lita.
***
Suasana di gerbang sekolah Lita begitu ramai tak seperti biasanya. Banyak anak perempuan yang menjerit-jerit.
“Lit, ada apa tuh di depan sekolah. Kita lihat yuk!” ajak Ilna yang begitu penasaran. Lita hanya mengikutinya saja. Ternyata di depan sekolah sudah ada Xender dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya dan sebuah mobil BMW keluaran terbaru di belakangnya. Lita acuh tak acuh, sudah biasa. Artis, batinnya.
Di saat Lita tidak peduli dan memalingkan mukanya, Xender mendekat ke arah Lita dan semuanya menjauh menatap Lita dengan tatapan iri, cemburu, dan sinis.
“Hai!” sapa Xender terlebih dahulu. Lita menoleh tapi hanya menampilkan ekspresi datarnya.
“Hai!” jawabnya singkat.
“Lit, kamu tak mengenaliku?”
“Enggak. Udah deh aku mau pergi, ayo Na!” Lita beranjak pergi dan menarik Ilna bersamanya.
“Prince anda Princess LiDa!” panggil Xender kemudian “kamu masih nggak kenal aku juga?” tambah Xender. Princess Lita memang panggilan Yuda untuk Lita, tapi apa hubungan Xender dengan Yuda. Lita tercengang untuk beberapa saat, semua cewek yang ada di situ cuman bisa bengong seperti melihat sebuah drama di layar televisi.
Tapi Lita tetap melanjutkan langkahnya karena sudah terlanjur sakit hati mengingat Yuda yang dulu memutuskan hubungan dan tidak pernah menelefonnya lagi selama bertahun-tahun.
“Alexander Prayuda. Yuda, kamu ingat aku?” tanya Yuda lagi.
“Aku tahu kamu marah karena aku yang nggak kasih kabar. Aku akan jelasin semuanya jadi tolong kamu dengerin aku dulu, Lita” terdengar suara Yuda yang putus asa. Yuda tak tahu sakit hati yang dirasakan Lita itu seperti apa sakitnya.
“Enggak ada lagi yang perlu di jelasin Da, aku udah terlanjur membuang hati aku untuk kamu dari saat kamu udah nggak ngabarain aku karna kamu yang lupa sama aku. Bukan aku yang lupa sama kamu! Ayo Na, kita pulang”
***
Yuda tak menyerah sampai di situ saja, dia terus mengikuti Lita tanpa sepengetahuan Lita. Ternyata Lita tidak pulang ke rumah melainkan mampir dulu ke taman untuk menenangkan hatinya di temani Ilna.
“Eengng.....” isak Lita.
“Sudah Lit, aku tahu kamu sekarang marah dan kecewa sama Yuda. Tapi kamu juga harus kasih dia kesempatan untuk njelasin semuanya” nasihat Ilna yang merasa sangat kasihan kepada Lita. Lita memang tidak pernah menceritakan masalah hidupnya kepada Ilna karena Lita yang sejak di tinggal Yuda dulu berubah menjadi Lita yang sangat tertutup.
“Tapi itu akan semakin menambah luka di hati aku Na. Aku nggak mau hati aku sakit untuk yang kedua kalinya. Mungikin aja sekarang Yuda udah punya cewek lain di hatinya dan itu yang akan membuat aku akan semakin sakit Na. Aku suka padanya, dia cinta pertamaku”
***
Yuda mendengarkan semua penuturan Lita dan mendekat. Lalu menyuruh Ilna dengan isyarat untuk pergi meninggalakan mereka berdua. Lita masih tidak menyadari sudah tidak ada Ilna di sampingnya. Kini Yuda memegang pundak Lita, Lita mendongak dengan sisa air matanya.
“Ada apa lagi hah?” tanya Lita sambil berteriak.
“Lita, aku cuman mau minta maaf. Aku tahu aku salah, tapi kamu juga harus tahu bahwa dulu rumah aku kebakaran dan semua data tentang kamu hangus terbakar. Aku minta maaf, aku sibuk untuk memepersiapkan debut aku. aku selalu teringat sama kamu, aku kangen banget sama kamu, dan aku tahu aku sangat-sangat salah karena aku yang nggak pernah menghubungi kamu, aku minta maaf” Lita hanya diam mendengarkan penjelasan Yuda.
“Kamu tahu, aku ke sini dan jadi seorang penyanyi itu untukmu. Supaya aku dengan mudah mencarimu, aku nggak mau kamu jauh dariku. Dan ingat dulu kamu pernah bilang padaku, bahwa saat dewasa nanti kamu ingin menjadi kekasih dari seorang artis” Lita menoleh ke arah Yuda karena kurang mengerti dengan perkataan Yuda, Yuda ikut menoleh dan tersenyum.
“Aku suka sama kamu. Bukan. Lebih tepatnya aku cinta sama kamu. Saat kamu jauh dari aku, aku selalu mengingat-ingat kamu sedang apa sekarang, adakah orang yang akan menemanimu main? Aku selalu cemas sama kamu dan berharap kamu baik-baik saja. Aku takut aku akan melupakan semuanya tentangmu. Aku juga berharap kamu selalu tersenyum dan bahagia walaupun itu bukan dengan aku dan senyummu bukan untukku. Tapi aku udah merasa cukup bahagia....” belum sempat Yuda melanjutkan kalimatnya tiba-tiba Lita memeluknya dengan sangat erat.
“Aku juga kangen sama kamu. Aku pikir kamu mungkin udah lupa sama aku dan udah punya cewek lain di luar sana” kata Lita.
Lita dapat mendengar detak jantung Yuda yang berdetak sangat cepat karena Lita melenenggelamkan kepalanya di dada Yuda. Lita tersenyum mengingat Yuda yang masih mengingatnya dan mencarinya, terlebih lagi saat Yuda mengatakan dia mencintai dirinya dan memutuskan menjadi penyanyi untuknya. Yuda tersenyum dan membelai rambut Lita dengan penuh cinta.
“Jadi udah nggak marah lagi kan?” Yuda menggoda Lita. Buru-buru Lita melepas pelukannya mendengar perkataan Yuda.
“Jangan mulai deh”
“Iya, sayang. Jangan ngambek dong”
“Emang aku pacar kamu, pake sayang-sayangan segala?”
“Ya kok gitu sih, jadi kamu nolak aku nih. Oke, besok aku akan kembali ke Canada aja kalau gitu!”
“Sana pergi aja!” Yuda beranjak pergi, melihat Yuda yang semakin menjauh membuat Lita dengan ragu-ragu berlari mengejar Yuda dan meraih pergelangan tangan Yuda.
“Kamu akan tetap pergi walaupun aku udah nggak marah lagi sama kamu?” tanya Lita.
“Ya!”
“Kamu akan tetap pergi walaupun aku minta kamu untuk tinggal?”
“Ya!”
“Kamu juga akan tetap pergi walaupun bilang aku cinta dan mau jadi pacar kamu?” pertanyaan terakhir Lita, Lita sangat berharap Yuda akan berubah pikiran dan tetap tinggal bersamanya.
“Ya!” jawab Yuda setelah lama terdiam. Lita mulai menangis, Yuda menjadi bingung melihat Lita yang terjatuh terduduk di tanah.
“Hahahahahha” tawa Yuda keras sekali. Lita mendongak dan menatap Yuda bingung.
“Aku akan tetap pergi karena aku perlu mengurus surat pindah ke sini dan segala hal yang berkaitan dengan pemindahanku, Lita”
“Jadi, kamu akan pindah ke sini lagi?” Lita menghapus air matanya dan berdiri.
“Hem, tepatnya di sebelah rumah kamu dan kita akan masuk ke universitas yang sama. Lalu setelah lulus kita akan menikah dan hidup bersama selamanya, karena aku benar-benar cinta sama kamu”
Lita tersenyum dan kembali berdiri. Kini semuanya telah jelas. Kini tak ada lagi jarak yang membentang untuk memisahkan mereka. Kini semuanya telah termaafkan.
“Aku takan pergi lagi. Sekarang aku akan selalu berada di sampingmu untuk membuat kamu tersenyum dan ceria. Terima kasih karena kamu telah menungguku selama ini dan maafkan aku yang membuatmu menungguku”-Alexander Prayuda
“Tak apa aku menunggu berpuluh-puluh tahun untukmu asalkan kamu benar-benar kembali untukku. Namun jangan membuat aku menunggu lagi sekarang!”-Lita Ferina




Thanks buat yang baca



0 komentar:

Posting Komentar